Investasi Dosa atau Pahala di Media Sosial
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه
Saat ini media sosial dengan berbagai macam dan jenisnya seakan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-sehari, sebagian menjadikannya sebagai ajang hiburan semata, sebagian memanfaatkannya sebagai ladang bisnis, sebagian lainnya menjadikannya sebagai sarana saling menyapa satu sama lain, serta tujuan-tujuan keduniaan lain yang beraneka ragam, bahkan banyak dari kita yang seakan menjadikan media sosial sebagai kebutuhan primer.
Namun sadarkah kita bahwa media sosial juga mengambil porsi yang sangat besar untuk akhirat kita? Media sosial yang tampak remeh dapat menjadi salah satu sebab penentu nasib kita di akhirat kelak, media sosial bisa menjadi lahan basah untuk investasi pahala atau dosa. Bagaimana itu terjadi?
Mungkin jarang dari kita menyadari bahwa media sosial yang ada di tangan kita dapat menjadi ladang investasi pahala jariah yang akan mengalir tanpa henti sampai tiba masa di mana pengaruh kita di sana terhenti hanya dengan post atau share, begitu mudah dan simpel yang bahkan kita dapat melakukannya sambil rebahan, satu tap/klik yang dilakukan jemari kita dapat menjadi tabungan amal shalih yang akan terus kita tuai pahalanya bahkan setelah kita meninggal dunia.
Ya, amal jariah. Amal jariah atau perbuatan yang pahalanya terus mengalir sekalipun pelakunya sudah meninggal dunia tidak hanya berlaku pada sedekah atau infak yang kita berikan pada pembangunan masjid, sekolah, jalan dan yang lainnya, perbuatan yang pahalanya mengalir berlaku pada semua aspek yang manfaatnya berjalan terus bahkan saat kita telah meninggal dunia.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa ada 3 hal di mana amalan kita tidak akan terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggal dunia, salah satunya adalah: “Ilmu yang bermanfaat.” Kita dapat memanfaatkan ilmu kita untuk investasi kehidupan kita di akhirat kelak, saat kita sudah tidak lagi sanggup dan berkesempatan untuk menambah pundi-pundi pahala kebaikan kita dengan beramal, kita tetap dapat memetik buah dan keuntungan yang kita dapatkan dari hal-hal yang kita anggap remeh yang kita lakukan di media sosial sehingga menjadi sebab kebahagiaan kita nan abadi di akhirat kelak.
Banyak dari kita telah mengetahui bisnis dengan sistem MLM di mana orang pertama akan selalu mendapatkan keuntungan dari rekrutan-rekrutan berikutnya, tahukah kita bahwa MLM juga berlaku bagi pahala dan dosa? Yang lebih luar biasa dalam hal ini ketika MLM dalam bisnis memberikan seorang upline hanya sekian persen dari rekrutan downline, MLM pahala justru memberikan bagian penuh 100% kepada upline tanpa mengurangi sedikit pun bagian downline.
Jika kita membuat 1 postingan yang bermanfaat, maka saat ada 10 orang mengambil manfaat dan mengamalkan isi postingan kita, 10 orang itu akan mendapatkan pahala 100% dari apa yang mereka amalkan, dan kita sebagai thread starter (TS) juga akan mendapatkan 100% seperti pahala mereka, masing-masing orang dari 10 orang itu akan mendapatkan 1 pahala, dan kita akan mendapatkan 10 pahala (1 pahala x 10 orang= 10 pahala) utuh dari 10 orang yang mengambil manfaat dan mengamalkan postingan kita, tanpa mengurangi hak pahala mereka sedikit pun, bayangkan jika kita memiliki 1000 teman di media sosial dan yang mengambil manfaat dari postingan kita sebanyak 100 orang, berapa pahala yang akan kita terima?
Bayangkan jika lebih dari itu, bayangkan jika 100 orang tadi masing-masing share ke 1000 temannya, dan 1000 berikutnya share ke ribuan teman yang lain, berapa juta pahala yang akan dapatkan hanya dengan sekali klik? Bagaimana jika postingan kita yang bermanfaat ada 10? Bagaimana jika ada 100? Pahala itu akan terus mengalir selagi informasi yang bermanfaat tersebut terus menjadi manfaat dan diamalkan oleh orang lain, sekalipun kita telah meninggal dunia.
Mungkin dari kita ada yang bertanya, yang demikian apa dalilnya? Jelas ada dalilnya, dalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدىً كانَ لهُ مِنَ الأجْر مِثلُ أُجورِ منْ تَبِعهُ لاَ ينْقُصُ ذلكَ مِنْ أُجُورِهِم شَيْئًا ...(مسلم، رقم ٢٦٧٤)
"Barang siapa menyeru pada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun..."[1]HR. Muslim (No. 2674)
Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ (مسلم، رقم 1893)
“Barang siapa memberikan petunjuk pada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”[2]HR. Muslim (No. 1893)
Dalam riwayat yang lain lagi Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الإسلامِ سُنَّةً حسَنةً فله أجرُها، وأجرُ مَنْ عمِل بها بعده من غيرِ أنْ يَنقُصَ من أجورِهم شيءٌ.... (مسلم، رقم 1017)
“Barang siapa memberikan contoh yang baik dalam agam Islam maka dia akan mendapatkan pahala dari hal itu, serta mendapatkan pahala dari orang-orang yang mengerjakan hal tersebut setelahnya (mencontohnya) tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.”[3]HR. Muslim (No. 1017)
Jadi jangan ragu untuk membuat postingan yang mengandung manfaat sekecil apa pun itu, mudah-mudahan itu menjadi sumber investasi pahala kita, jadilah orang cerdas yang dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita untuk kehidupan akhirat kelak.
Lalu bagaimana jika kita hanya share dan bukan thread starter (TS)? Sama saja, kita juga akan mendapatkan pahala dari setiap orang yang mengambil manfaat dari apa yang kita share seperti halnya ketika kita menjadi thread starter (TS), tidak perlu kita menjadi pencetus untuk mendapatkan pahala yang terus mengalir, menjadi penyalur kebaikan pun akan mendapatkan pahala yang terus mengalir selagi kebaikan tersebut bermanfaat serta diamalkan oleh orang lain.
Namun celakanya, apa yang telah dijelaskan di atas tidak hanya berlaku pada pahala, hal tersebut juga berlaku pada dosa. Media sosial bukan hanya ladang basah untuk investasi pahala, namun juga untuk investasi dosa.
Dari ulasan di atas kita mengetahui bahwa media sosial merupakan salah satu sarana termudah untuk investasi pahala di zaman sekarang ini, namun demikian ketidakbijakan seseorang dalam menggunakannya justru dapat menggiringnya pada investasi dosa yang akan menjerumuskannya pada penderitaan yang panjang.
Sering sekali kita melihat postingan yang melanggar syariat di media-media sosial, baik itu berupa tulisan, gambar, meme, video, bahkan stiker. Video mengumbar aurat, atau video wanita berjoget ria yang kemudian diposting atau dishare lalu dilihat jutaan mata pria yang bukan mahramnya.
Bayangkan, pembuatnya atau orang yang share mendapat dosa dari setiap orang yang menyaksikan, betapa banyak dosa yang akan dia panen? Lalu jika orang yang menyaksikan kembali membagikan postingannya, hingga semakin banyak yang menyaksikan gara-gara postingan orang tersebut, begitu juga seterusnya. Akan menumpuk seperti apa dosanya? Setiap saat mengalir, menjadi dosa jariah, lalu apa yang akan terjadi jika dia meninggal dan masih banyak orang berdosa karena ulah postingannya yang mengandung maksiat?
Tulisan mengadu domba, memfitnah, menebar hoax, dan sejenisnya bertebaran. Gambar dan meme dengan isi yang melanggar syariat. Stiker-stiker dengan gambar menampakkan aurat laris digunakan para pegiat media sosial, tidak sadarkah pembuatnya bahwa semakin laris apa yang mereka buat atau share semakin menumpuk pula dosanya?
Allah ﷻ berfirman:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu."[4]An-Nahl (25)
Imam Al-Ghazali berkata:
"طوبى لمن إذا مات ماتت معه ذنوبه، والويل الطويل لمن يموت وتبقى ذنوبه مائة سنة ومائتي سنة أو أكثر يعذب بها في قبره ويسئل عنها إلى آخر انقراضها"
"Bergembiralah orang yang mati dan mati pula dosa-dosanya seketika itu bersama kematiannya. Dan celaka berkepanjangan bagi orang yang mati namun dosanya terus mengalir 100 atau 200 tahun atau lebih dari itu, dia disiksa karena dosanya tersebut di alam kuburnya, dimintai pertanggungjawaban sampai tiba hari di mana perbuatan dosanya itu punah (tidak lagi ada yang mengamalkan)." [5]Ihyā Ulūmiddīn (2/74)
Telah kita ulas bahwa media sosial bisa menjadi sarana MLM pahala yang akan sangat menguntungkan kita. Tapi tidak hanya itu, media sosial juga dapat menjadi sebab penderitaan seseorang yang berkepanjangan di akhirat kelak, wal'iyādzubillāh.
Penjelasan dalam hal ini sama persis dengan penjelasan tentang pahala, bahwa jika seseorang membuat 1 postingan yang melanggar syariat, dia akan mendapatkan dosa dari hal tersebut, serta mendapatkan dosa dari orang-orang yang menikmati postingannya.
Bayangkan jika postingan orang tersebut dinikmati oleh 1000 orang lainnya, lalu dishare lagi sampai dinikmati jutaan orang, berapa dosa yang akan dia tanggung? Bayangkan jika dia meninggal sebelum sempat menghapus postingannya dan terus dinikmati jutaan orang, setiap saat dia akan mendapatkan transfer dosa di alam kuburnya dari orang-orang yang menikmati postingannya hingga jumlahnya melimpah dan mengalahkan nilai pahalanya, apa yang akan dia dapatkan? Menanggung dosa-dosa sendiri mungkin tidak sanggup, bagaimana mendapatkan kiriman dosa dari perbuatan orang lain yang disebabkan oleh ulahnya?
Kadang seseorang melihat postingan video yang dianggap lucu atau menarik oleh orang-orang hingga dia share, padahal video tersebut mengandung hal yang melanggar syariat seperti laki-laki menyerupai wanita atau sebaliknya, wanita tidak menutup aurat, wanita berjoget-joget dan segala hal yang mengandung pelanggaran terhadap syariat, satu detik tap atau klik share yang dilakukan jemarinya akan membawanya pada penderitaan berkepanjangan di akhirat kelak, dia akan mendapatkan buah dosa terus menerus selagi ada orang menikmati dan berdosa disebabkan apa yang dia share. Tidak hanya video, ini juga berlaku pada segala jenis postingan, baik itu teks, stiker atau pun gambar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
....وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا (رواه مسلم، رقم ٢٦٧٤)
"... dan barang siapa menyeru pada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka (orang yang mengikutinya) sedikit pun."[6]HR. Muslim (No. 2674)
Dalam riwayat yang lain Rasulullah ﷺ bersabda:
....وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ. (رواه مسلم، رقم ١٠١٧)
"... dan barang siapa memberi contoh yang buruk dalam agama Islam, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatannya itu juga mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun."[7]HR. Muslim (No. 1017)
Imam An-Nawawi berkata:
"Hadits ini merupakan salah satu fondasi agama Islam, yaitu bahwa setiap orang yang menciptakan keburukan maka dia akan mendapatkan dosa dari keburukan tersebut, serta dosa dari setiap orang yang mencontohnya dalam perbuatan tersebut sampai hari kiamat."[8]Al-Minhāj Syarh Shahīh Muslim Ibn Al-Hajjāj (11/166)
Ibnu Allan berkata:
"(Barangsiapa memberikan contoh yang buruk dalam agama Islam): Berupa kemaksiatan, sekalipun hanya sedikit. Yaitu dengan dia mengerjakannya lalu perbuatan tersebut ditiru oleh orang lain, atau dengan dia menyeru pada keburukan tersebut, atau dengan dia membantu/mempermudah pada keburukan tersebut. (Maka dia akan mendapatkan dosanya): Yaitu dosa dari perbuatannya tersebut. (Dan mendapatkan dosa orang mengamalkannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun)."[9]Dalīl Al-Fālihīn (2/136)
Mari berpikir panjang tentang apa yang akan kita posting atau kita share, jangan sampai satu klik yang kita lakukan dalam sedetik mengakibatkan penderitaan berkepanjangan di akhirat, satu tindakan remeh yang menyebabkan murka Allah akan menyeret seseorang jauh dari surga menuju neraka. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ (رواه البخاري، رقم 6477)
“Sungguh seorang hamba mengucapkan sepatah kata tanpa ia mempertimbangkannya, tidak memikirkan kejelekannya, dan tidak mengkhawatirkan akibat/dampaknya, ternyata karenanya ia dilemparkan ke dalam neraka lebih jauh dari jarak timur (dan barat).” [10]HR. Al-Bukhari (No. 6477)
Dalam riwayat yang lain Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ (رواه البخاري، رقم 6478)
“Sungguh seorang hamba mengucapkan sepatah kata yang Allah ridai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya (tidak terbayang akibatnya), ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan sepatah kata yang Allah murkai tanpa terpikir dalam benaknya (tidak memikirkan akibatnya) ternyata karenanya dia dicampakkan ke dalam neraka Jahanam.”[11]HR. Al-Bukhari (No. 6478)
Itu hanya sepatah kata, bagaimana dengan tindakan yang lain seperti yang telah dijelaskan di atas?
Maka dari itu setelah membaca penjelasan singkat terkait investasi pahala dan dosa ini, segera periksa halaman profil media sosial kita masing-masing, segera hapus postingan-postingan yang dirasa melanggar syariat sebelum semakin banyak dinikmati orang lain hingga membuat dosa semakin menumpuk.
Selanjutnya untuk semakin semangat membuat postingan yang berfaedah, semakin banyak share-share ilmu yang bermanfaat, hal-hal yang kita anggap remeh tersebut dapat menjadi salah satu sebab kebahagiaan kita di akhirat kelak. Termasuk dalam hal ini adalah share ke orang-orang lain terkait artikel singkat ini, semakin banyak orang yang mengambil manfaat dari apa yang Anda share, insyaAllah semakin banyak pula pahala yang akan Anda dapatkan.